Gangguan Bahasa Pada AUD

GANGGUAN BAHASA

Pada pertengahan abad XIX Paul Pierre Broca, seorang neurology bahasa jerman menemukan bahwa dibagian kiri otak manusia terdapat satu bagian yang berhubungan dengan bahasa. Bila bagian tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi gangguan berbahasa pada orang itu. Gangguan tersebut secara tepatnya ialah gangguan dalam berbicara. Ia dapat mengerti/ memahami pembicaraan orang lain, tetapi bila ia sendiri yang mengekspresikan bahasanya, maka ekspresi itu tidak tepat atau tidak lancar. Hal itu tergantung sekali dari gangguan yang terjadi pada bagian otak tersebut. Makin berat gangguan yang diderita, makin sukarlah seseorang dalam mengekspresikan atau melahirkan pikiran dan perasaannya. Daerah broca inilah yang diketahui sebagai pusat pikiran dan pengendalian berbicara (mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui bahasa).

Hurlock mengungkapkan bahasa adalah ucapan pikiran dan perasaan seseorang yang teratur yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu tata bahasa yang digunakan individu untuk berkomunikasi yang terdiri dari menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Oleh sebab itu kita semua harus menyadari pentingnya bahasa dalam kehidupan karena dengan bahasa kita dapat berkomunikasi dengan orang lain menyampaikan maksud, pikiran, dan gagasan yang akan bisa dipahami oleh generasi ratusan tahun mendatang.

 

Ada beberapa istilah yang penting pada aspek perkembangan bahasa, yaitu  bahasa, bicara, dan komunikasi. Bahasa menurut kamus bahasa Indonesia. Terdiri dari banyak defenisi yaitu sistem lambang bunyi yang berartikulasi yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran; perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa; serta percakapan (perkataan) yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik.  Pada umumnya kebanyakan orang mengartikan bahasa sebagai rangkaian kata bermakna yang diatur dalam tata bahasa.

Bahasa adalah ekspresi kemampuan manusia yang bersifat innate atau bawaan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa sejak lahir kita telah dilengkapi dengan kapasitas untuk dapat menggunakan bahasa. Kemampuan menggunakan bahasa  bersifat instinktif (naluriah), akan tetapi setiap orang memiliki kapasitas yang berbeda tergantung jenis bahasa ibu  yang mereka gunakan.

Antara bahasa dan pengekspresian bahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa ada di dalam otak dan ia akan tetap ada walaupun diekspresikan ataupun tidak. Seseorang yang tidak bisa bicara (bisu) bukan berarti tidak memiliki bahasa. Ia tetap mengetahui tentang kosa kata bahasa dan dapat menyimpan pengetahuannya  dalam bentuk bahasanya saja cara  mengekspresikan bahasanya berbeda dengan orang biasa. Dalam hal ini bahasa adalah suatu simbol-simbol abstrak yang diorganisasikan menurut suatu aturan umum, yang berada di dalam otak manusia.

Bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi , dimana pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman. Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu  yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Berbahasa berarti menggunakan bahasa berdasarkan pengetahuan individu tentang adat dan sopan santun. Dari uraian dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh anggota masyarakat yang bersifat manusiawi.

Bahasa dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk, yaitu bicara, tulisan, dan gesture/gerakan. Bicara adalah ekspresi oral dari bahasa (yang berperan adalah mulut dan tenggorokan).  Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Pengertian bicara secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (1983:15) mengemukakan bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Berbicara juga merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantic, dan lingustik. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan berikut ini. Pada saat berbicara, seorang akan memanfaatkan fisiknya yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bahkan organ tubuh yang lain seperti kepala, tangan, dan roman muka pun dimanfaatkan dalam berbicara. Faktor psikologis memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran berbicara. Stabilitas emosi misalnya, tidak saja berpengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan oleh alat ucap tetapi juga keruntutan bahan pembicaraan.

 

Secara neurologis atau secara biologis gangguan bahasa yang terjadi pada anak itu terjadi karena ada gangguan pada otak bagian kiri anak. Ini berarti jika kemampuan bahasa terlambat pada anak maka terdapat gangguan pada bagian kiri otak anak.

 

Gangguan bahasa adalah gangguan yang terjadi pada anak terkait kemampuannya dalam mengenal kata, menyusun kalimat dalam memahami struktur kalimat. Sementara gangguan bicara merupakan gangguan yang terjadi pada kemampuan anak dalam pengungkapan bahasa baik itu berhubungan dengan kematangan organ maupun masalah lainya.

Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Kalau diperhatikan perkembangan bahasa anak balita (bayi sampai dengan lima tahun) kemungkinan akan ditemukan bermacam-macam kelainan. Kelainan yang dimaksud  bukanlah kelainan dalam cara pengucapan (tekanan kata atau intonasi kalimat) tetapi kelainan yang menyangkut kesulitan, atau bahkan kelambatan dalam berbicara itu sendiri.

Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelambatan dalam berbicara dapat diketahui dengan memperhatikan tiga hal seperti dibawah ini. Pertama. Bila pada anak terlihat adanya gejala bahwa pada usia sepuluh bulan anak masih belum juga membabel.kedua, kelambatan berbicara ditunjukkan oleh adanya indikasi pada anak bahwa anak yang telah berusia satu setengah tahun belum lagi memasuki masa helofrasa. Indikasi yang ketiga ialah apabila anak yang telah berusia dua tahun masih belum mengucapkan kalimat dengan rangkaian dua buah kata.

Anak-anak yang memperlihatkan ketiga indikasi seperti diatas. Memberikan petunjuk kepada kita bahwa  mereka adalah anak-anak yang mengalami gangguan atau keterlambatan dalam berbicara. Para orang tua anak yang bersangkutan perlu mawas diri dan memperhatikan gejala-gejala selanjutnya agar dalam usaha-usaha perbaikan orang tua tersebut dapat bertindak ,sedini mungkin, sehingga hal-hal yang tidak diingini dapat dihindari

Ada tiga hal yang terjadi pada kesalahan bahasa yaitu kesalahan secara formal, kesalahan secara fungsi, kesalahan secara konsep.

  1. Kesalahan formal itu dalah penyimpangan bahasa pada satuan tingkat bahasa resmi. Kesalahan pada tingkat ini dapat terjadi baik secara lisan atau tulisan . termasuk dalam satuan formal seperti suara, morpem, kata, frase, kalimat, dan lain-lain.
  2. Kesalahan fungsional ini terjadi dalam kebiasaan para murid dalam berbahasa. Kesalahan terjadi dalam prilaku berbahasa murid dalam tingkatan kemampuan berbahasa yang telah kita deskripsikan sebagai hasil secara fungsional. Maksudnya, kesalahan prilaku berbahasa murid bisa jadi cikal bakal kesalahan dalam berbahasa.
  3. Kesalahan konsep ini adalah kesalahan yang terjadi pada bahasa anak-anak pada level komponen semantik. Semantik itu, susunan kata yang digabung menjadi satu kalimat yang utuh , kompleks dan memiliki maksud arti yang jelas. Jadi kesalahan berbahasanya bisa terjadi karena anak-anak itu memakai komponen yang salah. Intinya pemilihan kata yang tepat dan layak yang digunakan anak-anak, kalau anak-anak memakai kata-kata yang tidak ’’layak’’ untuk anak-anak itu salah satu kebiasaan yang salah dalam berbahasa, termasuk pemilihan formal vocabulary yang layak untuk anak-anak. Dan pemahaman konsep semantic yang benar, untuk meningkatkan kebiasaan berbahasa yang benar.

Daftar Pustaka

Badudu dan Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : Pustaka. Sinar Harapan,2007.

Departemen pendidikan nasional. Kamus besar bahasa indonesia.Jakarta: Balai Pustaka,1989

Departemen    Pendidikan Nasional. (2007).

 

Departemen pendidikan nasional. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,1984.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga,1997.

 

Joseph C. Mukalel, Psychology of Languangelearning . India: Arora Offset Press. 2003.

 

Maksan, Marjusman. PSIKOLINGUISTIK. Padang: IKIP Padang Press, 1993.

 

Tarigan, Henry Guntur.Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.1983.Bandung: Angkasa,1983.

 

Gangguan Bahasa Pada AUD